Kamis, 05 Mei 2011

"Untuk Seseorang"

waktu itu ada seorang gadis sekolah SMA menemuiku dia cerita tentang rindunya kasih sayang dan perhatiaan,  dia berkata dia merasa nyaman dekat denganku dan menganggap aku sebagai kakanya sendiri . Dia gadis manis sekaligus gadis pendiam, meskipun dia bilang dia anak badung disekolah aku tidak berfikir begitu, menurutku kenakalannya sebatas wajar anak sekolah seusianya. Terus terang beda usiaku dengan dia hanya terpaut satu atau dua tahun saja, jadi aku merasa tidak nyaman kalau ada yang bermanja manja, karena pada dasarnya aku juga cewek manja. Selang beberapa tahun kemudian aku harus kuliah kekota Pontianak, dan punya kehidupan baru, tiba tiba gadis itu telpon setelah sekian tahun lamanya, entah dia dapat nomorku darimana karena semenjak di kota Pontianak aku sudah mengganti nomer ponselku, dia berkata sangat merindukan aku dan keadaannya sekarang sedang lemah terbaring di Rumah Sakit selama hampir sebulan karena terkena typhus, aku hanya menanggapinya secara biasa, aku bilang bulan depan aku pulang ke Bogor kamu bisa temuin aku disana, dia tertawa renyah sambil berkata "ka ..ka jangankan kerumah kaka yang jauh, untuk berjalanpun aku gak bisa, kaka aja yang kesini, ucapnya".
Gak aku sangka ketika aku pulang ternyata dia ada dirumahku, dia memang sedikit pucat dia bilang dia memaksakan diri karena ingin bertemu denganku, jahatnya aku ketika sorenya dengan sedikit memaksa aku  menyuruhnya pulang karena aku mau jalan dengan sahabatku, padahal jarak rumahnya jauh sekali, tapi waktu itu aku gak peduli. Dia sudah membantuku membantu mencarikan nomer handphone sahabatku tapi ketika aku sudah bertemu dengan sahabatku aku malah menyuruhnya pulang...
Masa liburan semesterku telah usai itu tandanya aku harus kembali kekota Pontianak, gak lama aku terima sms dari gadis itu yang isinya "kaka aku bangga dan bahagia bisa mengenal kaka, sekarang aku sedang merintih sendiri dikamar menahan sakit, cuma kaka yang aku ingat, kalau ajal menjemputku sekarang, aku sudah siap...", aku berfikir dia cuma gadis manja yang ingin cari perhatianku, aku cuma balas "jangan berkata begitu kamu pasti sembuh" dia juga bilang ingin sekali mendengar suaraku tapi aku enggan menelponnya, tak lama kemudian dia telpon tapi dia hanya diam membisu mungkin dia hanya ingin mendengar suaraku saja. 
Selang beberapa minggu kemudian ada seorang cowok menelponku dengan suara parau dan tertahan dia mengatakan kalo dia adalah adik dari gadis itu dan mengabarkan kalau gadis itu telah meninggal dunia, dia juga berkata ka Opi terimakasih banyak selama ini telah menjadi teman kakaku, selama sakit hanya ka Opi yang disebutnya...... Aku tercekat mendengar kata kata dari adiknya, penyesalan? terlambat sudah, sungguhkah dia bahagia mengenalku, aku merasa sebuah ironi.. sampai saat ini penyesalan yang hadir, kenapa aku sejahat itu, maafkan aku maafkan aku maafkan aku.....mataku selalu basah mengingatmu, tapi aku selalu melihat bayanganmu tersenyum, aku berharap begitu adanya kamu, berada ditempat terindah disana, dan aku disini selalu dibayangi penyesalan. "untuk ika si gadis kecil manis"

3 komentar:

  1. " Hidup tanpa penyesalan" bisakah melakukannya? selalu saja ad hal yang kita sesali. baik itu perkataan yng kita ucapkan, tindakan yng dlakukan, bahkan atas kejadiaan yang sebenarnya bukan atas kuasa kita. tapi yang paling penting bila penyesalan itu tanpa bsa d hindari timbul, yng slalu kita ingat,nyaitu menyadari segala sesuatu yng terjadi pada diri,baik atau buruk, itu yng terbaik untuk kita. ini lah indahnya hidup yng kita jalani." sesungguhnya tiada ciptaan Nya yang sia sia "

    ketika penyesalan itu datang,jadikan sebagaai batu loncatan untuk menjadi pribadi yng lebih baik.bsa bermamfaat untuk orang lain,......semangat...semangat.

    BalasHapus
  2. makasih. mudah2an opi bisa menjadi pribadi yg lebih menghargai dan menyayangi org lain.amin.

    BalasHapus