Senin, 13 Juni 2011

Malam

Waktu itu aku hendak berkunjung ke rumah kakaku, tapi malam itu suasana sepi sekali, aku sedikit merinding kalau harus menembus malam yang sepi dan gelap gulita sendirian, maklum  jaraknya lumayan jauh untuk sampai ke rumah kakaku. Jadi kuputuskan untuk tetap diam diwarung sampai ada orang yang hendak melintas kejalan yang sama. Nasibku memang tengah beruntung, tak lama kemudian ada seorang lelaki paruh baya melintas,  wajahnya tidak asing lagi buatku dia adalah tetangga kakaku juga. Tanpa ragu aku berjalan mengiringi langkahnya. Dia menyapaku dan bertanya bagaimana keadaanku, maklumlah aku tinggal diluar kota dan bila aku ada waktu sebulan atau dua bulan sekali aku mengunjungi kakaku di kampung. Di perjalanan yang cukup jauh melewati perkebunan dia sempat menasehatiku agar aku selalu mawas diri dan berhati-hati bergaul apalagi aku tinggal sendiri dikota. Ketika aku melintasi sebuah pohon durian yang besar entah kenapa kulihat semua daunnya layu, layu dan layu, seolah daunnya tertidur...apa perasaanku saja yah?. Di dipertigaan dia pamit untuk menuju arah sebelah kanan, aku tidak sempat bertanya kenapa dia kearah situ bukankah rumahnya dekat dengan rumah kakaku? tapi ya sudahlah toh rumah kakaku sudah hampir sampai.

Ketika sampai didepan rumah kakaku kuketuk pintu, dan kakaku sendiri yang membukakannya, dia sempat kaget melihat aku datang tengah malam, sedikit marah dia bilang lain kali kalau mau datang siang-siang saja kalau sampe kemalaman mending gak usah ditunda saja esok datangnya, begitu katanya. Sambil minum teh hangat buatan kakaku aku bilang kalau aku gak sendiri kebetulan aku pulang bareng dengan Bapak X, belumlah selesai aku cerita kaka dan iparku mukanya pucat, dan sambil kaget dia tanyakan lagi dengan siapa aku pulang, lalu aku jawab lagi, dan lagi-lagi mereka kaget. Ketika ku paksa bertanya kenapa, mereka bilang sudah tidur saja istirahat, besok saja dilanjut ceritanya.

Paginya ketika sarapan kakaku bercerita kalau baru beberapa hari lalu Bapak X yang berjalan denganku tengah malam sudah meninggal karena bunuh diri, sebelum mengakhiri hidupnya dia datang kerumah kakaku   berkeluh kesah kalo dia berselingkuh dengan seorang wanita dan wanita itu hamil, dan memintanya untuk bertanggung jawab, dia sendiri tak kuasa kalau sampai anak dan istrinya tau, buat dia ini adalah suatu tekanan yang berat. Selang sehari dia curhat dengan kakaku dia ditemukan gantung diri di pohon durian, kakaku bertanya "kamu taukan pohon durian besar pinggir jalan?" sambil bengong aku mengangguk pohon yang kulihat layu ketika malam itu. Jadi semalam aku bertemu dengan orang yang sebenarnya sudah meninggal, pantas saja sepanjang jalan dia menunduk, dan bukankah dipertigaan dia pamit kearah yang berlainan, arah itu kan ... yah arah pemakaman umum, bulu kudukku merinding. Tapi paling tidak dia telah menyampaikan nasihat berharga bahwa aku harus mawas diri dalam pergaulan, yah aku harus mengambil sisi positif dari kejadian semalam.

Cerita ini dialami oleh temanku E dan kutulis kembali di blogku. See u....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar